MAKALAH PROSES DEGENERATIF (PATOFISIOLOGI)

PROSES DEGENERATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi
Oleh Dosen Pembimbing Erik Kusuma,S.Kep.Ns.M.Kes

 


Oleh :
KELOMPOK 9
ANNISA PUSPITA NINGRUM   
M. SYIFA’ MAULANA
RIFKA YOLANDA
TIARA RATIH PUSPITA


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KOTA PASURUAN

TAHUN 2017


Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang . kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah patofisiologi tentang “Proses Degeneratif”.
Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah  berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah patofisiologi tentang “Proses Degeneratif” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.




Pasuruan, Maret 2017

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Jika kita amati secara sekilas, antara makhluk satu dengan yang lain akan terlihat perbedaan besar. Namun, jika diteliti lebih mendalam, ternyata semua makhluk mempunyai banyak persamaan. Satu diantara persamaan tersebut adalah setiap makhluk tersusun atas satuan atau unit terkecil yang disebut sel. Sel adalah satuan kehidupan yang paling mendasar. Sel merupakan unit terkecil yang masih dapat menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan. Tubuh manusia bersifat dinamis, dalam arti selalu berubah setiap saat. Sel ± sel yang menyusun tubuh memiliki usia tertentu yang kemudian akan diganti lagi dengan yang baru, namun pada akhirnya semua sel ± sel akan mengalami kematian secara total. Sepanjang usia kehidupan akan terjadi efek proses penuaan pada tubuh yang berlangsung terus sampai batas ± batas tertentu, dan akhirnya akan muncul proses degenerasi (penuaan) dari semua organ dalam tubuh. Menjadi tua adalah alamiah, namun percepatan atau perburukan proses degenerasi adalah kesalahan manusia.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel, dan sel akan mati. Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam maupun di luar sel.
Degenerasi sel atau penuaan sel ditandai dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh. Gejala menua tampak secara fisik dan psikis. Tanda fisik misalnya, masa otot berkurang, lemak meningkat, fungsi seksual terganggu, sakit tulang dan kemampuan kerja menurun. Sedangkan tanda psikis berupa sulit tidur, mudah cemas, mudah tersinggung, gairah hidup menurun dan merasa sudah tidak berarti lagi. Faktor pemicu degenerasi sel antara lain adalah faktor genetis, defisiensi nutrisi dan cedera pada sel.

1.2    Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana terjadinya proses degenerasi ?

1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1        Tujuan Umum
Tujuan Umum mahasiswa dapat mengetahui terjadinya proses degenerasi.
1.3.2      Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah mahasiswa mampu :
1.      Mengetahui pengertian degenerasi.
2.      Mengetahui jenis-jenis degenerasi.
3.      Mengetahui penyebab terjadinya degenerasi
4.      Mengetahui pengertian penyakit degeneratif dan macam-macamnya.


BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1       Pengertian Degenerasi
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversible artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya segera dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka kerusakan menjadi ireversibel, dan sel akan mati.
Kelainan sel pada cedera ringan yang bersifat reversible inilah yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi ini akan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam maupun di luar sel.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel dan perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel. Sedangkan perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard. (Sudiono dkk, 2003)
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel, maka perubahan yang pertama kali terjadi adalah terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu proses metabolisme. Sel bisa tetap normal atau menunjukkan kelainan fungsi yang diikuti dengan perubahan morfologis.
2.1.1        Cedera subletal
Terjadi bila sebuah stimulus menyebabkan sel cedera dan menunjukkan perubahan morfologis tetapi sel tidak mati. Perubahan subletal ini bersifat reversibel dimana bila stimulusnya dihentikan maka sel akan kembali pulih seperti sebelumnya. Cedera subletal ini disebut juga proses degeneratif. Perubahan degeneratif lebih sering mengenai sitoplasma, sedangkan nukleus tetap dapat mempertahankan integritasnya. Bentuk perubahan degeneratif yang paling sering terjadi adalah akumulasi cairan di dalam sel akibat gangguan mekanisme pengaturan cairan. Biasanya disebabkan karena berkurangnya energi yang digunakan pompa natrium untuk mengeluarkan natrium dari intrasel. Sitoplasma akan terlihat keruh dan kasar (degenerasi bengkak keruh). Dapat juga terjadi degenerasi lebih berat yaitu degenerasi lemak atau infiltrasi lemak dimana terjadi penumpukan lemak intrasel sehingga inti terdesak ke pinggir. Jaringan akan bengkak dan bertambah berat dan terlihat kekuning-kuningan. Misalnya, perlemakan hati (fatty liver) pada keadaan malnutrisi dan alkoholik.

2.1.2        Cedera Letal
Bila stimulus yang menyebabkan sel cedera cukup berat dan berlangsung lama serta melebihi kemampuan sel untuk beradaptasi maka akan menyebabkan kerusakan sel yang bersifat ireversibel (cedera sel) yang berlanjut kepada kematian sel.

2.2    Jenis-Jenis Degenerasi
Berbagai jenis degenerasi sel yang sering dijumpai antara lain :
2.2.1        Degenerasi Albuminosa
Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel. Perubahan morfolofi yang terjadi sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Bila pembengkakan sel sudah mengenai seluruh sel dalam organ, jaringan akan tampak pucat, terjadi peningkatan turgor, dan berat organ.
Gambaran mikroskopis menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan pada kapiler-kapiler organ. Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas sel semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma. Vakuola yang terjadi disebabkan oleh pembengkakan reticulum endoplasmik.
Awalnya terjadi akibat terkumpulnya butir-butir protein di dalam sitoplasma, sehingga sel menjadi bengkak dan sitoplasma menjadi keruh (cloudy swelling: bengkak keruh). Contohnya adalah pada penderita pielonefritis atau pada beberapa jam setelah orang meninggal. Banyak ditemukan pada tubulus ginjal. (Halim, 2010)

2.2.2        Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)
Degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversible dengan penimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin. Merupakan suatu cedera sel yang menyebabkan sel itu tampak bengkak. Hal itu dikarenakan meningkatnya akumulasi air dalam sitoplasma.
Sel yang mengalami degenerasi hidropik secara mikroskopis tampak sebagai berikut :
1.         Sel tampak membesar atau bengkak karena akumulasi air dalam sitoplasmanya.
2.         Sitoplasma tampak pucat.
3.         Inti tetap berada di tengah.
4.         Pada organ hati, akan tampak lumen sinusoid itu menyempit.
5.         Pada organ ginjal, akan tampak lumen tubulus ginjal menyempit.
6.         Pada keadaan ekstrim sitoplasma sel akan tampak jernih dan ukuran sel makin membesar (Balloning Degeneration) sering ditemukan pada sel epidermal yang terinfeksi epitheliotropic virus, seperti pada pox virus.
Sedangkan secara makroskopis, sel akan tampak normal sampai bengkak, bidang sayatan tampak cembung, dan lisis dari sel epidermal.
Degenerasi Hidropik sering dijumpai pada sel endothel, alveoli, sel epitel tubulus renalis, hepatosit, sel-sel neuron dan glia otak. Dari kesekian sel itu, yang paling rentan adalah sel-sel otot jantung dan sel sel pada otak. Etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya intensitas rangsangan patologik lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.
Secara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi lebih besar dan lebih berat daripada normal dsan juga nampak lebih pucat. Nampak juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma.
Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekali. gross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotik.

2.2.3        Degenerasi Lemak
Degenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty change) menggambarkan adanya penimbunan abnormal trigliserid dalam sel parenkim. Perubahan perlemakan sering terjadi di hepar karena hepar merupakan organ utama dalam metabolisme lemak selain organ jantung, otot dan ginjal.
Etiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein, diabetes mellitus, obesitas, dan anoksia. Jika terjadi gangguan dalam proses metabolisme lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang berlebihan. Akibat perubahan perlemakan tergantung dari banyaknya timbunan lemak. Jika tidak terlalu banyak timbunan lemak, tidak menyebabkan gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan lemak berlebihan, terjadi perubahan perlemakan yang menyebabkan nekrosis.

2.2.4        Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin)
            Istilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan bukan sebagai tanda adanya jejas sel. Umumnya perubahan hyalin merupakan perubahan dalam sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogeni, cerah dan berwarna merah muda dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Keadaan ini terbentuk akibat berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu bentuk penimbunan yang spesifik. Contoh : degenerasi hialin pada otot ( penyakit Boutvuur).

2.2.5        Degenerasi Zenker
            Dahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang mengalami nekrosis. Otot yang mengalami degenerasi zenker adalah otot rektus abdominis dan diafragma.

2.2.6        Degenerasi Mukoid (Degenerasi Miksomatosa)
Degenerasi Mukoid mukus adalah substansi kompleks yang cerah, kental, dan berlendir dengan komposisi yang bermacam-macam dan pada keadaan normal disekresi oleh sel epitel serta dapat pula sebagai bagian dari matriks jaringan ikat longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepi seperti pada adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri atas sel-sel gaster yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin. Musin tersebut akan mendesak inti ke tepi sehingga sel menyerupai cincin dinamakan Signet Ring Cell. Musin di jaringan ikat, dahulu dinamakan degenerasi miksomatosa. Keadaan ini menunjukkan adanya musin di daerah interselular dan memisahkan sel-sel Stelata (Stellate Cell/ Star Cell). (Sudiono dkk, 2003)

2.3    Penyebab Degenerasi
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Di bawah ini merupakan penyebab-penyebab dari jejas sel :
1.         Kekurangan oksigen
2.         Kekurangan nutrisi/malnutrisi
3.         Infeksi sel
4.         Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
5.         Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala kelistrikan) dan kimia (bahan-bahan kimia beracun)
6.         Defect (cacat / kegagalan) genetic
7.         Penuaan
Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). Contoh degenerasi sel ialah mola hidatidosa termasuk jejas sel yang reversible yaitu apabila penyebabnya dihilangkan organ atau jaringan bisa berfungsi normal. Sel dapat cedera akibat berbagai stressor. Cedera terjadi apabila stresor tersebut melebihi kapasitas adaptif sel.


2.4    Penyakit Degeneratif 
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Proses dari kerusakan ini dapat disebabkan oleh penggunaan seiring dengan usia maupun karena gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering dapat ditemui.
2.4.1        Kencing manis atau diabetes mellitus (DM) tipe 2
            Kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah yang disebabkan oleh tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau gula dalam darah sebagai sumber energi. Penyakit ini terdiri dari beberapa tipe, tipe tersering yang dapat ditemui adalah diabetes mellitus tipe 2. Gejala klasik :
1.         Cepat merasa haus. Penderita akan cepat merasa haus dan sering minum. Sering kali penderita tidak menyadari ini sebagai gejala karena merasa banyak minum baik untuk fungsi ginjal.
2.         Sering buang air kecil (BAK). Seringkali penderita mengira penyebab sering BAK karena penderita sering minum air dan bukan akibat dari suatu penyakit. Selain itu, gejala ini juga dapat mengganggu tidur di malam hari karena bolak balik terbangun untuk BAK.
3.         Cepat merasa lapar. Hal ini terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan gula di dalam darah sebagai sumber energi, padahal kadar gula di dalam darah sudah tinggi. Karena tidak adanya sumber energi maka tubuh merasa kelaparan sehingga selalu ingin makan.
4.         Gejala akibat komplikasi dari penyakit ini muncul sebagai akibat dari kelaparan pada sel - sel tubuh. Kelaparan dalam jangka panjang menyebabkan sel tersebut mati.
5.         Kesemutan pada ujung - ujung jari tangan dan kaki. Apabila gejala ini muncul artinya telah terjadi kerusakan pada ujung - ujung saraf. Keluhan lama - lama akan bertambah berat sehingga merasa baal atau mati rasa. Apabila sudah baal penderita sering tidak sadar apabila kakinya terluka.
6.         Pengelihatan menjadi buram. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh kelainan dari retina, kornea, maupun lensa dari mata.
7.         Luka yang sulit sembuh. Sel - sel pada tubuh sulit untuk memperbaiki diri untuk menutup luka yang terjadi. Selain itu, kadar gula yang tinggi disukai oleh kuman - kuman sehingga mudah terjadi infeksi dan mempersulit penutupan luka.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini antara lain:
1.         Kebiasaan makan makanan manis
2.         Kelebihan berat badan
3.         Genetik
4.         Jarang berolah raga
Penyebab glukosa tidak dapat digunakan di dalam tubuh pada diabetes tipe 2 adalah:
1.          Resistensi insulin pada sel - sel.
Agar sel dapat menggunakan glukosa dari dalam darah diperlukan insulin. Pada penderita dengan penyakit ini, ditemukan bahwa sel - sel tersebut menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Walaupun terdapat insulin di dalam tubuh, tetapi sel tersebut tidak dapat menggunakannya. Hal tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
2.          Produksi insulin yang rendah oleh pancreas
Insulin dihasikanl oleh sel beta pankreas. Produksi insulin yang tidak mencukupi kebutuhan menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan glukosa di dalam darah.

2.4.2        Osteoartritis (OA)
OA merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat benturan pada sendi, usia dan obesitas. Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
1.          Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah beristirahat
2.          Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30 menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari - hari dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi - sendi yang menopang tubuh seperti lutut, panggul, dan punggung.
Untuk mendiagnosis penyakit ini diperlukan pemeriksaan fisik terhadap sendi yang terkena dan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa rontgen pada sendi yang terkena dan laboratorium. Pada roentgen dapat ditemukan perubahan bentuk dari sendi yang terkena.

2.4.3        Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Disebut osteoporosis apabila massa tulang <-2,5 standar deviasi (SD) massa tulang normal, dan disebut osteopenia apabila massa tulang antara -1 hingga -2,5 SD. Karena penyakit ini tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjadi diri dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar mandi menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
1.Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post monopause,
2.Usia lebih dari 70 tahun,
3.Penyakit kronis,
4.Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, viatamin D.

2.4.4        Penyakit jantung koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang memperdarahi jantung. Sumbatan dari pembuluh darah tersebut diakibatkan oleh adanya proses aterosklerosis atau penumpukan lemak/plak di pembuluh darah sehingga diameter pembuluh darah makin kecil dan mengeras/kaku. Proses aterosklerosis terjadi perlahan - lahan seiring dengan waktu, tetapi pada orang - orang dengan kadar kemak di dalam darah yang tinggi, proses ini di pembuluh darah menjadi semakin cepat dan banyak. Sumbatan dalam pembuluh darah dapat bersifat:
1.         Parsial, di mana pembuluh darah masih dilalui oleh darah walaupun alirannya sudah mengecil. Keluhan dapat dirasakan pada saat terjadi kebutuhan akan oksigen yang meningkat. Contohnya pada saat emosi dan aktivitas berjalan jauh kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat tetapi jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga timbul nyeri pada dada.
2.         Total, di mana pembuluh darah sudah tidak dapat dilalui oleh darah karena tertutup total. Penutupan total tersebut dapat disebabkan oleh lepasnya tumpukan lemak dipembuluh darah dan menyumbat di pembuluh darah yang ukurannya lebih kecil. Sumbatan total menyebabkan keluhan nyeri dada yang dirasakan lebih berat dan tajam seperti dada ditimpa benda berat.
Pembuluh darah jantung yang tersumbat dapat menyebabkan kematian dari sel jantung karena tidak mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang cukup. Sel jantung yang sudah mati tidak dapat diperbaiki lagi. Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini :
1.         Nyeri di dada, dengan ciri khas nyeri di dada kiri, nyeri menjalar ke tangan kiri dagu. Pada beberapa kasus, nyeri dada dapat bersifat tidak khas seperti nyeri di ulu hati, nyeri menjalar ke punggung, dan nyeri menjalar ke lengan kanan.
2.         Sensasi berat di dada seperti ditimpa benda berat, nyeri yang tajam dan menusuk di dada, dan seperti diremas - remas.
3.         Jantung berdebar – debar.
4.         Nyeri dan sesak napas timbul apabila beraktivitas berat dan mereda setelah beristirahat.
Kadang, pada awalnya penderita tidak sadar mengalami PJK karena nyeri yang dirasakan hanya sebentar
Untuk diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan di bawah ini:
1.          Elektrokardiografi (EKG) untuk melihat kelistrikan jantung;
2.          Enzim jantung, meningkat terutama saat serangan jantung;
3.Tes treatmil untuk melihat kondisi kelistrikan jantung saat beraktivitas. Tes ini dilakukan pada tes EKG yang normal tetapi gejala khas dan berulang;
4.          Rontgen dada untuk melihat ukuran dari jantung;
5.          CT scan dengan angiografi koroner untuk melihat kondisi pembuluh darah jantung;
6.          Echokardiografi berupa pemeriksaan USG pada jantung untuk melihat fungsi jantung untuk memompakan darah dan melihat luas daerah sel jantung yang terkena.



BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Degenerasi merupakan suatu perubahan keadaan secara fisika dan kimia dalam sel, jaringan atau organ yang bersifat menurunkan efisiensinya.
Gangguan fungsi bisa bersifat reversible ataupun ireversibel sel tergantung dari mekanisme adaptasi sel. Cedera reversibel disebut juga cedera subletal dan cedera ireversibel disebut juga cedera letal.
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghacuran terhadap jaringan atau organ tubuh. Misalnya diabetes militus tipe 2, osteoporosis, dan lain sebagainya.

3.2    Saran
Degenerasi merupakan suatu bentuk kerusakan sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma, di mana kerusakan sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi, menjaga aktivitas fisik serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala degenerasi yang dapat merusak sel dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.


DAFTAR PUSTAKA

Janti S, Budi K, Andhy H, Bing D. 2003.  Ilmu Patologi Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
Danny H, Harry M, Ferry S, Arief B, Tono D, Boenjamin S. 2010. Stem Cell Dasar Teori dan Aplikasi Klinis. Jakarta : Humana Press.
Diakses tanggal 25 Februari 2017
Diakses tanggal 27 Februari 2017
Diakses tanggal 26 Februari 2017
Diakses tanggal 2 Maret 2017
Diakses tanggal 26 Februari 2017

Komentar

  1. Pengakuan tulus dari: FATIMAH TKI, kerja di Singapura

    Saya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
    Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
    kepada KY FATULLOH saya sudah kerja sebagai TKI
    selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
    Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
    Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
    Saya mengetahui situs KY FATULLOH sebenarnya sdh lama
    dan jg nama besar Beliau
    tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
    dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
    apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
    Saya bilang saya terlantar disingapur
    tidak ada ongkos pulang.
    dan KY FATULLOH menjelaskan persaratanya.
    setelah saya kirim biaya ritualnya.
    beliau menyuruh saya untuk menunggu
    sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
    dan memberikan no.togel "8924"mulanya saya ragu2
    apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
    dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
    gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
    angka yg diberikan 8924 ternyata benar2 Jackpot….!!!
    dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KY
    sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
    Buat KY,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KY.
    Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
    Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat

    ~~~Hub;~~~

    Call: 0823 5329 5783

    WhatsApp: +6282353295783

    Yang Punya Room Trimakasih

    ----------

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat dan Kandungan Dewandaru

KOMUNIKASI TERAPEUTIK